Minggu, 28 Juni 2015

makalah sumber pokok ajaran islam berdasarkan al-qur'an



BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Al-qur’an adalah firman Allah swt yang menjadi landasan dan pedoman bagi seluruh umat islam yang ada di dunia ini. Al-qur’an juga merupakan petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa, sebagaimana telah dijelaskan dalam firman Allah yang berbunyi:
ذَٰلِكَ ٱلۡكِتَٰبُ لَا رَيۡبَۛ فِيهِۛ هُدٗى لِّلۡمُتَّقِينَ ٢
“Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa”
Al-qur’an tidak memiliki keraguan lagi, karena itu merupakan produk sang khaliq dan tiada suatu karya pun yang mampu untuk menandinginya. Dan juga Al-qur’an  merupakan sumber pokok ajaran islam yang pertama dan paling utama diantara yang lainnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu al-qur’an?
2. Bagaimana pendapat para ulama mengenai ta’rif al-qur’an?
3. Apa fungsi al-qur’an?
4. Seperti apakah hikmah diwahyukannya al-qur’an?
5. Apa saja isi dan pesan-pesan al-qur’an?

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Al-qur’an
Al-qur’an menurut bahasa yaitu isim mashdar dari kata قَرَأَ - يَقْرَأُ – قُرْأَنًا  yang artinnya bacaan. Sedangkan menurut istilah yaitu firman Allah yang diturunkan kepada Nabi muhammad saw melalui perantara malaikat jibril, yang merupakan mukjizat sepanjang sejarah manusia . Menurut ulama ushul, ulama fiqh, dan ulama bahasa bahwa Al-qur’an ialah :
الْقُرْأَنُ هُوَ كَلاَمُ اللهُ عَلَى نَبِيِّهِ (محمد) الْمُعْجِزُ بِتِلَاوَتِهِ الْمَنْقُوْلُ بِتَوَاتُرِ الْمَكْتُوْبِ فِى الْمُصَاحِفِ مِنْ اَوَّلِ سُوْرَةِ الْفَاتِحَةِ اِلَى آَخِرِ سُوْرَةِ النَّاِس
“al-qur’an ialah firman Allah swt yang diturunkan kepada Nabinya (Muhammmad) yang lafadz-lafadznya mengandung mukjizat, membacanya mempunyai nilai ibadah, dan yang ditulis pada mushaf, dimulai dari surat Al-fatihah dan diakhiri dengan surat An—nas ”
1. Pendapat para ulama tentang ta’rif al-qur’an
a) Menurut asy-syaikh Muhammad ‘Aly ash-shobuni

الْقُرْأَنُ هُوَ كَلَامُ اللهِ الْمُعْجِزِ الْمُنَزِّلُ عَلَى خَاتِمِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ, بِوَاسِطَةِ الْأَمِيْنَ جِبْرِيْلُ عَلَيْهِ السَّلَامُ الْمَكْتُوْبِ فِى الْمُصَاحَفِ,الْمَنْقُوْلُ اِلَيْنَ بِالتَّوَاتُرِ, الْمُتَعَبَّدُ بِتِلَاوَتِهِ, الْمَبْدُوْءُ بِسُوْرَتِ الْفَتِحَةِ, الْمُخْتَتَمُ بِسُوْرَةِ النَّاِس.
“Al-qur’an ialah firman Allah swt yang lafadz-lafadznya mengandung mukjizat, yang diturrunkan kepada penutup para nabi dan rasul, melalui perantara malaikat jibril a.s yang tertulis dalam mushaf-mushaf yang di nukil kepada kita secara mutawatir, bernilai ibadah bagi yang membacanya, dimulai dengan surat al-fatiihah dan ditutup dengan surat an-nas
b) Menurut manna al-Qaththan

القرأن هو كلام الله المنزل على محمد ص.م. المتعبد بتلاوته
“Al-Qur’an ialah firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw dan membacanya memperoleh ibadah”
c) Menurut Al-Jurjani

القرأن هو المنزل على الرسول المكتوب فى المصاحف المنقول عنه نقلا متواترا بلا شبحة
“Al-qur’an ialah yang diturunkan kepada Rasulullah saw, yang ditulis didalam mushaf dan yang diriwayatkan secara mutawatir tanpa keraguan ”

d) Menurut Abdul wahab khallaf
“Al-qur’an merupakan firman Allah yang diturunkan kepada nabi Muhammad saw, melalui malaikat jibril denganmenggunakan lafadz bahasa arab, isinya dijamin kebenarannya dan sebagai hujjah kerasulannya, undang-undang bagi seluruh manusia, memberi petunjuk kepada mereka dan menjadi sarana untuk mendekatkan diri dan beribadah kepada Allah swt, terhimpun dalam sebuah mushaf, dimulai dari surat al-fatihah dan di akhiri dengan surat an-nas, disampaikan kepada kita secara mutawatir dari generasi kegenerasi, baik secara lisan maupun secara tulisan serta terjaga dari perubahan dan pergantian"
Dari pendapat-pendapat para ulama diatas dapat kita ambil kesimpulan, bahwa al-qur’an merupakan kalam allah yang diturunkan oleh Allah melalui perantara malaikat jibril kepada nabi muhammad saw sebagai  sebagai pedoman hidup manusia, dan yang membacanya pun bernilai ibadah (pahala/kebaikan) disisi allah. Dalam suatu riwayat Rasulullah saw bersabda:
عن ابن مسعود رضي الله عنه قل, قل رسول الله ص.م. من قرأ حرفا من كتاب الله فله حسنة والحسنة بعشر أمثالها لااقول آ لم حرف ولكن ألف حرف والام حرف والميم حرف.
“dari ibn Mas’ud r.a berkata, Rasulullah saw bersabda: barang siapa membaca satu huruf dari firman Allah (Al-qur’an) maka baginya 10 kebaikan (pahala), bukan dikatakan (aliiif laam mim) satu huruf, akan tetapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf”



B. Hikmah diwahyukannya al-qur’an secar berangsur-agsur
Al-qur’anditurunkan dalam tempo 22 tahun 2 bulan 22 hari, yaitu mulai malam 17 ramadhan tahun 41 dari kelahiran nabi, sampai 9 dzulhijjah haji wada’ tahun 63 dari kelahiran nabi atau tahun 10 H.
Proses penurunan al-qur’an terhadap nabi muhammad saw. adalah melalui 3 tahapan, yaitu:
Pertama: al-qur’an turun secara sekaligus dari Allah ke lauh al-mahfuz, yaitu suatu tempat yang merupakan catatan tentang segala ketentuan dan ketetapan Aallah swt.
Kedua: al-qur’an diturnkan dari lauh al-mahfudz itu ke bait al-izzah (tempat yang berada dilangit dunia). Proses kedua ini diisyaratkan dalam Q.S Al-qadr (97) ayat 1:
إِنَّآ أَنزَلۡنَٰهُ فِي لَيۡلَةِ ٱلۡقَدۡرِ
Ketiga: al-qur’an itu diturunkan dari bait al-‘izzah kedalam hati nabi muhammad saw, dengan jalan berangsur-angsur sesuai dengan kebutuhan. Ada kalanya 1 ayat, 2 ayat, dan bahkan kadang-kadang 1 surat sekaligus. Mengenai proses turunnya dalam tahap ketiga ini diisyaratkan dalam Q.S Asy-syuro (26) ayat 193-195:
  بِلِسَانٍ عَرَبِيّٖ مُّبِينٖ ١٩٥ عَلَىٰ قَلۡبِكَ لِتَكُونَ مِنَ ٱلۡمُنذِرِينَ ١٩٤ نَزَلَ بِهِ ٱلرُّوحُ ٱلۡأَمِينُ ١٩٣
Artinya:
“dia(al-qur’an) dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan, dengan bahasa Arab yang jelas”
Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Melalui Malaikat Jibril, tidak secara sekaligus, melainkan turun sesuai dengan kebutuhan, bahkan, sering Wahyu turun untuk menjawab pertannyaan para sahabat yang di lontarkan kepada Nabi atau untuk membenarkan tindakan Nabi SAW. Di samping itu, banyak pula ayat atau surat yang diturunkan tanpa melalui latar belakang pertannyaan atau kejadian tertentu.
Dalam kenyataan tersebut terkandung hikmah dan faedah yang besar, sebagaimana dijelaskan dalam al-qur’an surat al-furqan (25) ayat 32:
وَقَالَ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ لَوۡلَا نُزِّلَ عَلَيۡهِ ٱلۡقُرۡءَانُ جُمۡلَةٗ وَٰحِدَةٗۚ كَذَٰلِكَ لِنُثَبِّتَ بِهِۦ فُؤَادَكَۖ وَرَتَّلۡنَٰهُ تَرۡتِيلٗا
Artinya:
“Berkatalah orang-orang yang kafir: "Mengapa Al Quran itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?"; demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami membacanya secara tartil (teratur dan benar)”
Disamping hikmah yang sudah diisyaratkan ayat diatas, masih banyak hikmah yang terkandung dalam hal diturunkannya al-qur’an secara berangsur-angsur. Antara lain sebagai berikut:
1. Memantapkan hati nabi
2. Menentang dan melemahkan para penentang al-qur’an
3. Memudahkan untuk dihafal dan difahami
4. Mengikuti setiap kejadian (yang karenanyaayat-ayat al-qur’an turun) dan melakukan penahapan dalam penetapan syari’at.
C. Fungsi al-qur’an
Fungsi al-qur’an diantaranya, sebagaimana yang diambil dalam nama-namanya antara lain:
1. Al-huda (petunjuk)
Dalam al-qur’an, ada tiga kategori tentang posisi al-qur’an sebagai petunjuk. Pertama, petunjuk bagi manusia secara umum. Firman Allah swt:
شَهۡرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِيٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلۡقُرۡءَانُ هُدٗى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَٰتٖ مِّنَ ٱلۡهُدَىٰ وَٱلۡفُرۡقَانِ
“bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).” Kedua, adalah petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa. Allah berfirman:
ذَٰلِكَ ٱلۡكِتَٰبُ لَا رَيۡبَۛ فِيهِۛ هُدٗى لِّلۡمُتَّقِينَ
Ketiga, ialah petunjuk bagi orang yang beriman. Firman Allah swt:
هُوَ لِلَّذِينَ ءَامَنُواْ هُدٗى وَشِفَآءٞۚ
“Al Quran itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang mukmin”
2. Al-furqan (pembeda)
Dalam al-qur’an dikatakan bahwa ia adalah landasan untuk membedakan dan bahkan memisahkan antara yang hak dan yang bathil, atau antara yang benar dan yang salah. Allah berfirman:
شَهۡرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِيٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلۡقُرۡءَانُ هُدٗى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَٰتٖ مِّنَ ٱلۡهُدَىٰ وَٱلۡفُرۡقَانِ
“bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).” Kedua, adalah petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa” (Q.S Al-Baqarah: 185)
3. Al-syifa (obat)
Al-qur’an dikatakan bahwa ia berfungsi sebagai obat bagi penyakit-penyakit yang ada didalam dada. Allah berfirman:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ قَدۡ جَآءَتۡكُم مَّوۡعِظَةٞ مِّن رَّبِّكُمۡ وَشِفَآءٞ لِّمَا فِي ٱلصُّدُورِ وَهُدٗى وَرَحۡمَةٞ لِّلۡمُؤۡمِنِين
“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman” (Q.S Yunus: 57).
4. Al-mau’izah (penasihat)
Dalam al-qur’an dikatakan sebagai nasihat (pelajaran) bagi orang-orang yang bertakwa. Allah berfirman:
هَٰذَا بَيَانٞ لِّلنَّاسِ وَهُدٗى وَمَوۡعِظَةٞ لِّلۡمُتَّقِينَ
“(Al Quran) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa” (Q.S Ali-Imran:138)
Fungsi al-qur’an juga sebagai bukti kerasulan Nabi Muhammad saw. Dan kebenaran ajarannya. Bukti kebenaran tersebut dikemukakan dalam tantangan yang terhadap pembangkang al-qur’an. Yaitu dengan cara menantang siapapun yang meragukan al-qur’an, untuk menyusun semacam al-qur’an secara keseluruhan. Firman Allah swt:
فَلۡيَأۡتُواْ بِحَدِيثٖ مِّثۡلِهِۦٓ إِن كَانُواْ صَٰدِقِينَ
“Maka hendaklah mereka mendatangkan kalimat yang semisal Al Quran itu jika mereka orang-orang yang benar” (Ath-Thur:34)
Lebih dari itu, al-qur’an juga berfungsi sebagai hujjah umat manusia yang merupakan nilai sumber universal dan abadi karena ia diturunkan dari dzat yang maha tinggi. Kehujjahan al-qur’an dapat dibenarkan karena ia merupakan sumber segala macam aturan tentang hukum, sosial ekonomi, kebudayaan, pendidikan, moral dan sebagainya, yang harus dijadikan pandangan hidup bagi seluruh umat islam dalam memecahkan segala macam persoalan.
D. Isi dan pesan-pesan Al-qur’an
Keseluruhan isi al-qur’an itu pada dasarnya mengandung pesan-pesan berikut :
1. Prinsip-prinsip keimanan kepada allah, malaikat, kitab, rasul, hari akhir, qadha’ dan qadhar dan sebagainya.
Allah swt berfirman:
ءَامَنَ ٱلرَّسُولُ بِمَآ أُنزِلَ إِلَيۡهِ مِن رَّبِّهِۦ وَٱلۡمُؤۡمِنُونَۚ كُلٌّ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَمَلَٰٓئِكَتِهِۦ وَكُتُبِهِۦ وَرُسُلِهِۦ
2. Prinsip-prinsip syari’at, tentang ibadah khas (shalat, zakat, puasa, haji) dan ibadah yang umum seperti (perekonomian, pernikahan, hukum, dan sebagainya).
Dalil tentang sholat dan zakat :
وأقيم الصلاة وآتو الزكاة...... وقال تعالى خذ من اموالهم صدقة تطهرهم وتزكيهم.
3. Masalah janji dan ancaman, yaitu balasan baik bagi mereka yang berbuat baik dan ancaman atau siksa bagi mereka yang berbuat jahat, janji akan mendapat kebahagiaan dunia dan akhirat dan ancaman akan mendapatkan kesengsaraan dunia akhirat, janji dan ancaman diakhirat berupa surga dan neraka.
4. Jalan menuju kebahagiaan dunia dan akhirat, berupa ketentuan dan aturan-aturan yang harus dipenuhi untuk mencapai keridhoan Allah.
5. Riwayat dan cerita, yaitu sejarah orang-orang terddahulu.
6. Ilmu pengetahuan mengenai ilmu ketuhanan dan agama, hal-hal yang menyangkut manusia, masyarakat dan yang berhubungan dengan alam.
Selanjutnya Abdul wahab khallaf memerinci pokok-pokok kandungan pesan-pesan al-qur’an kedalam tiga kategori, yaitu:
a. Masalah kepercayaan (i’tiqadiyah) yaitu yang berhubungan dengan rukun Iman.
b. Masalah etika (khuluqiyah), berkaitan dengan hal-hal yang berkaitan dengan hal-hal yang dijadikan perhiasan bagi seseorang untuk berbuat keutamaan dan meninggalkan kehinaan.
c. Masalah perbuatan dan ucapan (‘amaliyah) yang terbagi ke dalam dua macam yaitu:
1. Masalah ibadah, yang berkaitan dengan rukun islam, nadzar, sumpah dan ibadah-ibadah lain yang mengatur hubungan manusia dengan Allah swt.
2. Masalah muamalah, seperti: akad,  pembelanjaan, hukuman, jinayat, dan sebagainya yang mengatur hubungan manusia dengan manusia lain. Baik individu maupun kelompok.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Jadi, al-qur’an merupakan firman allah swt yang diturunkan kepada rasul saw, yang sangat terpelihara bahkan sampai hari kiamat kelak. Firman allah swt yang artinya:
“sesungguhnya kamilah yang menurunkan az-zikr (al-qur’an), dan kami pula yang akan memeliharanya”. Disamping terpeliharanya isi kandungan al-qur’an, juga berfungsi sebagai pedoman hidup bagi manusia, sebagai petunjuk kepada jalan kebenaran, dan supaya dapat membedakan antara kebaikan dan keburukan.
Tentunya kitab al-qur’an ini bukan hanya sekedar diturunkan saja, akan tetapi memiliki kesan-kesan yang sudah ditentukan oleh sang khaliq. Seperti pesan tentang agar kita beriman kepada-Nya sebagaimana yang telah terperinci didalam rukun Iman, dan khuluqiyah atau etika yang berkaitan dengan hal-hal yang berkaitan dengan perhiasan seseorang dengan mengutamakan kemuliaan dan meninggalkan kehinaan.


Daftar pustaka

Mataram, IAIN, pintu cahaya Al-qur’an, Laboratorium al-qur’an, Mataram, 2011
Anwar, Rosihon, Ulumul Qur’an, pustaka setia: Bandung, 2007
‘Aly Ash-shobuni, Muhammad, at-tibyan fi ‘ulumil qur’an, (darus shobuni, makkah al-mukarramah)., 2003
abd.hakim, Atang, dkk, metodologi studi islam, (bandung: remaja rosda karya,2000).,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar