Minggu, 16 Oktober 2016

moga bermanfaat

ADAB PENUNTUT ILMU TERHADAP GURU
Tiada sesuatu yang paling berharga sebagai penuntut Ilmu yang pertama kali kita akan pelajari melainkan tentang Bagaimana kita bisa menghormati ilmu dan orang yang memberi kita ilmu (guru) dengan kata lain adab kita terhadap seorang guru, supaya ilmu yang kita dapatkan menjadi berkah (ziadatul khair /bertambahnya kebaikan) dan bermanfaat bagi kehidupan kita.
Berbicara tentang adab seorang murid terhadap guru, banyak sekali kitab-kitab maupun buku-buku yang membahasnya. Namun dalam buku ini akan kami rangkum beberapa saja dari referensi yang kami dapat diantaranya: yang terdapat dalam kitab ta’limul muta’allim pada bab ta’dzimil ‘ilmi wa-ahlihi (cara menghormati ilmu dan guru) karangan syaikh Az-Zarnuji, dan dalam kitab syarah maraqil ‘ubudiyah pada bab aadabul muta’allim (adab seorang penuntut ilmu) karangan asy-syaikh Muhammad Nawawi al-Jawi. Yaitu:
1.      Jika bertemu dengan guru, hendaklah engkau mulai dengan rasa hormat dan salam. Dan Meminta izin terlebih dahulu ketika hendak masuk.
2.      Hendaknya seorang murid tidak berjalan didepan guru, tidak duduk di tempatnya, dan tidak memulai bicara kecuali ada izinnya.
3.      Tidak banyak bicara dihadapan guru.
4.      Jangan menanyakan sesuatu bila guru sedang capek/bosan atau ketika guru menjelaskan.
5.      Jika hendak berkunjung ke kediaman (rumah) seorang guru, hendaklah menjaga waktu yang sesuai agar seorang guru tidak terganggu. Mengucapkan salam maksimal 3 kali dan Tidak boleh mengetuk pintu, tapi sebaiknya menunggu sampai guru keluar.
6.      Menjauhi hal-hal yang dibenci oleh guru.
7.      Mematuhi perintahnya asal tidak bertentangan dengan agama.
8.      Tidak boleh bertanya sesuatu ketika bertemu dijalan, bahkan melihatnya, hingga guru itu sampai pada tempatnya atau rumahnya atau tempat duduknya.
9.      Tidak boleh berburuk sangka terhadap guru, ketika guru berbuat kemungkaran (pekerjaan yang tidak dirhidoi allah) yang nyata.
10.  Menghormati putra-putranya, dan semua orang yang ada hubungan keluarga dengannya. syaikh Burhanudin, pengarang kitab al-Hidayah pernah menceritakan suatu kisah kepada syaikh az-Zurnuji dan murid-murid beliau yang lain bahwa: ada salah seorang pembesar Negeri Bukhara duduk dalam suatu Majlis pengajian, dan ketika di tengah-tengah pengajian, dia sering berdiri. Kemudian bertanyalah teman-temannya yang ikut serta dalam pengajian itu. Mengapa engkau berbuat demikian? Lalu ia menjawab: sungguh, putra guruku sedang bermain dijalan. Oleh karena itu, jika aku melihatnya maka aku langsung berdiri untuk menghormatinya.
KEUTAMAAN MEMPELAJARI DAN MEMBACA AL-QUR’AN
Al-Qur’an merupakan kalam ilahi yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw, melalui perantara malaikat Jibril, yang diawali dengan surah fatihah dan diakhiri dengan surah an-nas. Dan bernilai ibadah serta ganjaran pahala yang besar bagi orang yang membacanya. Sebagaimana yang dijelaskan dalam hadis Qudsi:
Artinya:” diriwayatkan oleh Abu Sa’id, Rasulullah saw bersabda: Allah swt berfirman: siapa-siapa yang disibukkan dari memohon kepada-Ku karena membaca al-Qur’an, maka aku akan berikan dia sebaik-baik ganjaran orang yang memohon. Kelebihan firman allah dari semua perkataan adalah seperti kelebihan Allah dari semua Makhluk-Nya”
Qs.faathir: 29
وَرُوِيُنَا عَنْ عُثْمَانَ بْنِ عَفَّنِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ. قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: خَيْرُكُمْ /َنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ
“dan diriwayatkan kepada kami, dari Usman bin affan ra, beliau berkata: Rasulullah saw bersabda: orang yang paling baik diantara kamu ialah, orang yang mempelajari al-Qur’an dan mengamalkannya”
Disamping mempelajari dan membaca al-Qur’an, disebutkan juga tentang ganjaran bagi orang-orang yang mau untuk menghafal al-qur’an. Dalam hadis riwayat Ibnu Majah disebutkan.
Rasulullah saw bersabda:
مَنْ قَرَأَ الْقُرْآنَ وَحَفِظَهُ أَدْخَلَهُ اللهُ الْجَنَّةَ وَشَفَّعَهُ فِى عَشَرَةٍ مِنْ أَهْلِ بَيْتِهِ كُلُّهُمْ قَدِ اسْتَوْجَبَ النَّأرَ
“barang siapa yang membaca al-Qur’an dan menghafalkannya, niscaya Allah swt akan memasukkannya kedalam surge dan menganugerahinya hak untuk memberikan syafa’at kepada sepuluh (10) orang keluarganya yang telah ditetapkan sebagai penghuni neraka.”


Tidak ada komentar:

Posting Komentar